Minggu, 08 April 2018

Tugas perilaku organisasi





Kata Pengantar

Asaalamualaikum Wr. Wb.
               Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Prilak Organisasi tentang stres kerja. 
              Karya tulis ini disusun sebagai salah satu tugas yang diderikan oleh Dosen Charisma Ayu Pramudita, M.HRM. Sebagai tugas Prilak Organisasi.
            Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum begitu sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan karya tulis ini, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin Yarobal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


Daftar Isi

1.     Kata pengantar.....................................................................................
2.     Daftar isi................................................................................................
3.     Bab I pendahuluan...............................................................................
      1.1 Latar Belakang...............................................................................
      1.2 Rumusan masalah..........................................................................
      1.3 Manfaat penulisan..........................................................................
4.   Bab II Pembahasan..............................................................................
       2.1 pengertian motivasi......................................................................
       2.2 Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Sebuah Perusahaan................
        2.3Fungsi motivasi bagi kinerja karyawan......................................
        2.4 contoh kasus..................................................................................
        2.5 cara penyelesain............................................................................
 5.    Bab III penutup...................................................................................
        3.1 kesimpulan.....................................................................................
        3.2 Saran...............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sumberdaya manusia merupakans alahsatu factor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan.Di era global ini, kebutuhana kansumber daya manusia yang berkualita suntuk sebuah perusahaan adalah sangat penting dimiliki oleh suatu organisasi, karenaitukeberhasilanorganisasisangatditentukanolehunsurmanusia (Nawawi, 2004). Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan produktivitas perusahaan. Karena sumber daya manusia yang baik akan memudah kan bagi perusahaan untuk mencapai visi, misi, dan tujuannya.
Dalam memenuhi kebutuhan suber daya manusia yang berkualitas, seorang manajer perusahaan harus mampu memahami perilaku karyawannya. Perilaku karyawan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan oleh anggota perusahaan yang dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi efektivitas kerja suatu perusahaan (Elbert dan Briffin, 2011). Antara satu individu dengan individu yang lainnya memiliki sifat yang berbeda. Ada individu yang mampu melaksanakan tugasnya dengan sangat baik ada pula yang kurang baik. Untuk itu diperlukan suatu dorongan agar karyawan mampu meningkatkan kinerjanya.
Peningkatan kinerja para karyawan bukan lah hal yang mudah karena banyak factor yang mempengaruhi tinggi rendah nya kinerja karyawan. Kinerja sumber daya manusia adalah prestasi keja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia tiap satuan periode dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006). Kinerja karyawa nmerupakan salah satu hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk meningkatkan nya. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil pencapaian dari tujuan yang telah direncanakan.
Motivasi adalah dorongan yang memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya upaya (Manullang, 2002). Motivasi disini sangat diperlukan para karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka. Karena telah diketahui bahwa karyawan dalam sebuah perusahaan adalah sebagai motor penggerak dari seluruh aktivitas dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan begitu, perusahaan tidak boleh hanya memfokuskan perhatiannya pada tujuans aja, melainkan juga kepada hal-hal sepele seperti karyawan. Di samping tujuan, perusahaan juga harus mampu memperhatikan kesejahteraan karyawan.
             Dalam memotivasi para karyawan sangat memerlukan motivator atau disebut juga seseorang yang mampu menjadi mesin penggerak tenaga kerja. Ada banyak bentuk motivasi kerja yang dapat dilakukan oleh motivator untuk merangsang semangat kerja karyawan. Menggunakan teknik pengukuran motivasi kerja dan mengolah dengan baik unsur-unsur penggerak motivasi merupakan cara yang efektif untuk meningkat kan motivasi pegawai. Melakukan observasi pada beberapa perusahaan juga mampu mendukung. Dengan begitu, ada banyak hal yang dapatdilakukan perusahaan untuk meningkat kan motivasi yang berhubungan dengan produktivitas kerja.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apa pengertian motivasi
2.      Apa fungsimotivasibagikinerjakaryawan
3.      Apasajabentuk-bentukmotivasidalamsebuahperusahaan
     1.3 Tujuan Penulis
            Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, tujuan penulisan masalahnya antara lain :
1.    Untuk mengetahui pengertian motivasikerja.
2.    Untuk mengetahui fungsimotivasikerjabagikinerjakaryawan.
3.    Untuk mengetahui bentuk-bentukmotivasikerjadalamsebuahperusahaan
1.4 Manfaat Penulisan
       Dengan adanya penulisan ini di harapkan bisa menjadi pedoman bagi kita untuk dapat menghindari stres kerja, agar produktivitas kita dalam bekerja dapat meningkat, dan memberikan wawasan kepada para pembaca mengenai stres kerja dan bagaimana cara memanagemen stress kerja



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian motivasi
       Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Selanjutnya, Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.
2.2 FungsiMotivasiKerjaBagiKinerjaKaryawan
        Motivasi seseorang dipengaruhi oleh stimuli kekuatan intrinsik yang ada pada diri seseorang/individu yang bersangkutan, stimuli eksternal mungkin juga dapat mempengaruhi motivasi, tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut.
Adapun tujuan pemberian motivasi menurut Hasibuan, antara lain : 
1) Mendorong gairah dan semangat kerja bawahan, 
2) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan; 
3) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan; 
4) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan; 
5) Meningkatkan disiplin dan menurunkan tingkatan abseni karyawan;
6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik; 
7) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan; 
8) Meningkatkan kesejahteraan karyawan; 
9) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 

Menurut pendapat Diwan bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang mendorong timbulnya perilaku. Motivasi, sebagaimana terlihat adalah berasal dari dalam diri individu yang kernudian diaplikasikan dalam bentuk perilaku.
Perilaku terjadi karena suatu determinan tertentu, baik biologis maupun psikologis atau berasal dari Imgkungan. Determinan ini akan merangsang timbulnya suatu keadaan psikologis tertentu dalam tubuh yang disebut kebutuhan, kebutuhan menciptakan suatu keadaan tegang (tention) dan ini mendorong perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut (perilaku instrumental).
Bila kebutuhan terpenuhi, ketegangan akan melemah sampai timbul ketegangan lagi dengan munculnya kebutuhan baru. Inilah yang disebut motivasi. Tidak semua penlaku mengikuti pola daur seperti itu. Bila determinan yang menimbulkan kebutuhan itu tidak ada lagi, maka daur tidak terjadi.
Berangkat dari papaaran di atas dapat diketahui bahwa pemberian motivasi tidak terlepas dari kebutuhan individu itu sendih dan berbagai faktor internal yang membut seseorang puas. Menurut Hasibuan pemberian motivasi pada pegawai bertujuan untuk: fa) mendorong gairah dan semangat kerja pegawai; (b) meningkatkan moral dan kepuasan kerja; (c) meningkatkan produktivitas kerja; (d) mempertahankan loyalitas dan kestabilan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; dan (e) meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; dengan demikian motivasi berfungsi untuk: (a) meningkatkan hasil kerja; (b) mempercepat proses penyelesaian pekerjaan; dan (c) sebagai sarana pencapaian tujuan dan pengembangan prestasi. 
Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan hidup bermasyarakat dan bisa berintegrasi dengan masyarakatnya, hingga metahirkan proses sosial dan relasi sosial. Sedangkan sebagai makhluk biologis manusia didorong oleh kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya seperti makan, minum, sandang dan papan disamping membutuhkan status (kedudukan) sosial yang baik. Karena itu dalam tindakannya manusia didorong oleh tuntutan tersebut. Sehubungan dengan tuntutan tersebut maka asas motivasi (ekstrinsik) pada pegawai dengan mengacu kepada pendapat Hasibuan adalah: 
a. Asas mengikutsertakan, yaitu mengajak bawahan untuk ikut  berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
b. Asas komunikasi, yaitu menginformasikan tujuan yang akan dicapai dengan jelas, cara mengerjakan dan kendala-kendala yang dihadapi.
c. Asas pengakuan, berupa pemberian penghargaan, pujian dan pengakuan yang wajar kepada bawahan sesuai dengan prestasi kerjanya 
d. Asas adil dan bijak 
e. Asas perhatian timbal balik, bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, atasan memebrikan alat dan jenis motivasi untuk peningkatan prestasi (kerjasama saling menguntungkan). 

Manusia pada dasarnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga dalam situasi sulit kita sering mendengar ungkapan dari seseorang: “pekerjaan apa saja, yang penting bisa menyambung kehidupan”.
Kebutuhan hidup tidak hanya bersifat materi saja, tetapi juga immaten, berupa kepuasan batin, kesenangan dan kegembiraan karena prestasi kerja, Karena itu manusiajuga memerlukan pengakuan terhadap prestasi kerjanya supaya ia mencapai kepuasan batin.
Aktivitas perilaku biasanya muncul karena ada tujuan, maka para pemimpin atau atasan dalam memotivisir bawahannya dalam organisasinya hsrus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Kepentingan individu itu rnelekat pada masing-masing orang dan dibawa ke dalam organisasi. 
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam sebuah organisasi terdapat dua pola kepentingan, yaitu kepentingan individu dan kepentingan organisasi. Tingkat kepuasan dan pengabdian seseorang kepada organisasi pada dasarnya tergantung pada sejauhmana kedua bentuk kepentingan itu salaing bersesuaian. Dalam konteks inilah diperlukan peran pimpinan organisasi untuk mengadakan bimbingan kepada bawahan, agar kepentingan bawahan tersebut tidak kontradiktif dengan kepentingan organisasi. Jika penyesuaian ini mengalami kegagalan dimana masing-rnasing individu menjadikan organisasi sebagai alat untuk memperoleh kepentingan pribadinya.
     2.3 Bentuk-BentukMotivasiKerjadalamSebuah Perusahaan
            Menurut Sastrohadiwiryo (2002 : 270) bentuk – bentuk Motivasi adalah sebagai berikut: 
1.      Kompensasi Bentuk Uang

           Bentuk yang paling sering diberikan kepada tenaga kerja adalah berupa kompensasi. Kompensasi yang biasanya berwujud uang. Kompensasi sebagai kekuatan untuk memberikan motivasi selalu memiliki reputasi atau nama yang baik, dan memang sudah selayaknya demikian.
Pemberian kompensasi berupa uang merupakan perangsang kerja yang sangat efektif karena uang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup. Uang merupakan kebutuhan fundamental, pemberian kompensasi memiliki dua pengaruh prilaku. Keanggotaan adalah pengaruh yang aling luas yang mempengaruhi tenaga kerja pada semua tingkat pendapatan. Pengaruh yang kedua adalah negative dari sudut pandang perusahaan, dan cenderung terbatas hanya pada tenaga kerja yang pendapatannya tidak lebih dari tingkat “standar kehidupan yang layak” dan cenderung menganggap kompensasi bentuk uang tidak seimbang.
                                                                                                           
2.  Pengarahan dan pengendalian

          Pengarahan dimaksudkan untuk menentukan apa yang harus mereka kerjakan atau tidak mereka kerjakan, sedangkan pengendalian dimaksudkan untuk menentukan bahwa tenaga kerja harus mengerjakan hal-hal yang telah di instruksikan. Fungsi pengendalian mencakup penilaian kinerja, pemeriksaan mutu, dan pengukuran hsil kerja, sedangkan fungsi pengarahan mencakup berbagai proses standar pedoman dan buku panduan. Pengarahan dan pengendalian dalam suatu bentuk jelas perlu mendapatkan kinerja yang terpercaya dan terkoordinasi.

3. Penetapan pola kerja yang efektif

            Pada umumnya. Reaksi dari kebosanan kerja akan menghambat produktivitas kerja. Karena manajemen menyadari bahwa masalah bersumber pada cara pengaturan pekerjaan, teknik penetapan pola kerja antara lain:
1.      Memperkaya pekerjaan, yaitu penyesuaian tuntutan pekerjaan dengan kemampuan tenaga kerja
2.      Manajemen partisipatif, yaitu penggunaan berbagai cara untuk melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan (decision making) yang mempengaruhi pekerjaan mereka.
3.      Mengalihkan perhatian para pekerja dari pekerjaan yang membosankan kepada instrument waktu luang untuk istirahat atau sarana lain yang lebih fantastis. 
4.      Kebajikan
 Kebajikan dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan yang diambil dengan  sengaja oleh manajemen untuk mempengaruhi sikap atau perasaan para   tenaga kerja. Kebijakan adalah usaha untuk membuat tenaga kerja bahagia.
2.4 Contoh kasus
    

     Driver Fokus Kejar Target Poin
                   Pemerintah  harus segera menegaskan definisi “mitra pengemudi” ini, pasalnya para aplikator kerap berlindung di balik kata “mitra” dan mengabaikan hak hak para driver angkutan online.akhirnya gajipun ditentukan seenaknya “tidak jelas ,gimana jaminan sosial bpjs nya gimana jaminan kecelakaan kerja dan hari tuaany juga
2.5 cara penyelesaian
            Menurut saya pemerintah harus lebih tegas mengatur naik turun nya gaji para angkutan online agar mereka mendapatkan hak nya dengan jelas dan jika menurun kan harga angkutan online pemerintah harus melihat sepadan atau tidak harga jika di turunkan dan pemerintah juga harus memberi jaminan sosial dan jaminan kecelakaan atau jaminan hari tua kepada para angkutan online agar pekerjaan meraka lebih terjamin

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1                   Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari berbagai pendapat dari para ahli yang berbicara mengenai motivasi dan kenerja sangat mempengaruhi terhadap kinerja pegawai maka penulis menyimpulkan  sebagai berikut :
1.      Motivasi adalah sesuatu yang timbul dari dalam diri sebagai sebuah kekuatan seseorang secara sadar untuk melakukan aktifitas yang dapat menhasilkan suatu perubahan secara nyata untuk membatu dirinya sendiri dan juga orang lain dalam menangani suatu permasalahn yang dihadapinya sehingga dapat memberikan kepuasa bagi dirinya dan juga kepada masyarakat baik itu individu maupun kelompok
2.      Pengetahuan dan Ketrampilan seseorang akan terlihat nyata dalam tindakan dan prilaku orang tersebut dalam melakukan suatu pekerjaan yang diberikan baginya, 3.      Kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan kerja, kebutuhan sosial, penghargaan dan aktualisasi diri 
 4.      Untuk meningkatkan prestasi kerja yang baik maka perlu adanya tinjauan kembali Sumber Daya Manusia yang ada untuk kembali mengadakan roling ditempat kerja atau diadakan tes kenerja kembali sehingga dapat menghasilkan pegawai yang mampu bekerja dengan cepat memiliki pengetahuan dan ketrampilan.

3.2                 SARAN
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Hendaknya motivasi kerja berkembang pada kekuatan yang diubah pola kebutuhan
dan kepercayaan untuk bekerja  
2. Hendaknya memotivasi dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan dan kepuasan tenaga